afhyd pratama

Mengenang 44 tahun kematian Soe Hok Gie


                                
"Hanya ada 2 pilihan menjadi apatis atau mengikuti arus tapi saya memilih untuk menjadi manusia yang merdeka"  - Soe Hok Gie

Gunung semeru merupakan puncak tertinggi di pulau jawa menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Soe Hok Gie.tepat tanggal 16 desember 1969 dia meninggal satu hari sebelum ulang tahunnya yang ke 27 tahun karena menghirup gas beracun dari puncak mahameru.Gie menghabiskan jenjang pendidikannya di jurusan sejarah fakultas sastra universitas indonesia,di kenal sebagai sosok mahasiswa yang memegang teguh prinsip,memiliki sikap kritis,idealis,serta nasionalis.di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 yang mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.Gie juga merupakan pencetus Mahasiswa pencinta alam Universitas indonesia bersama sahabatnya Herman Lantang salah satu kegiatannya adalah mendaki gunung.dan ketika memperingati 40 tahun kematian Soe Hok Gie (dan 67 tahun kelahirannya), kita memperoleh referensi baru mengenai sosok Soe Hok Gie. Buku dengan judul "Soe Hok-Gie…Sekali Lagi" : Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya, adalah sebuah karya yang digagas oleh beberapa teman Soe Hok Gie semasa berkuliah di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI).Buku ini berisi opini terhadap Soe Hok Gie dari berbagai pihak yang pernah bersentuhan dengan dirinya, baik secara langsung maupun tidak langsung.Selain menyajikan sisi lain tentang Soe Hok Gie, buku ini menyajikan foto-foto Soe Hok Gie yang tidak pernah ada di buku-buku sebelumnya. Sehingga para pembaca dapat memperoleh deskripsi atas Soe Hok Gie dengan lebih jelas


 
Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung"


Samata 30 November 2013 

0 komentar:

Posting Komentar